Berita Viral Terbaru –Wanita Pekerja Prostitusi Ini Beberkan Fakta Pendapatannya.
Haloo viralers! Hari ini kita akan membahas berita viral terbaru tentang pijat plus-plus. Tentunya setelah viral tentang penutupan Alexis sekarang malah menjadi pijat plus-plus yang viral. Ada seorang wanita yang bekerja di tempat terapis tersebut dan dengan terus terang dia menyebutkan pendapatan dia selama bekerja di tempat terapis tersebut. Pasti penasaran dengan jawaban dan pendapatan gadis pekerja di tempat terapis tersebutkan ? Langsung saja baca dibawah ini ya.
Berita Viral Terbaru – Maraknya berita tentang penutupan di
Alexis menyebar dengan sangat cepat. Setelah tentang penutupan Alexis di
Jakarta,sekarang masyarakat mulai menyorot
ke pekerjaan terapis dan spa. Bukan tanpa alasan masyarakat menyorot pekerjaan
terapis dan spa, dikarenakan hotel tersebut selalu membayar pajak ke Pemprov
DKI sebesar Rp 30Milliar setiap tahunnya. Hotel tersebut juga menyediakan
tempat pijat dan spa di lantai tujuh.
Tidak hanya di kota-kota besar atau ibukota saja yang
menyediakan tempat seperti hotel Alexis, kenyataannya di palembang juga
menyediakan tempat seperti itu. Hotel-hotel ternama di Palembang juga
menyediakan terapis pijat. Yang selalu menjadi pertanyaan di benak masyarakat
adalah ‘mengapa beberapa wanita ingin menjadi prostitusi?’
Didapati di satu tempat pijat di lokasi Jalan seputaran
Jaksa Agung R Suprapto Palembang, seseorang narasumber juga akan memaparkan
sebagian kenyataan manfaat menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas.
Tempat pijat itu menyewa satu ruko tiga lantai. Lantai
pertama ada meja resepsionis serta bilik tempat pijat, lantai dua juga sekian.
Yang memiliki tengah membenahi bilik pijat dengan meletakkan
satu ranjang yang tertutupi dengan gorden kain. Pelanggan yang memijat juga
akan diarahkan ke bilik-bilik ini.
Sebelumnya masuk bilik, pelanggan juga akan dipertunjukkan
beberapa photo muka beberapa terapis pijat. Fotonya seukuran post card. Pada
photo, beberapa terapis memakai seragam warna putih.
Terapis yang tengah bertugas fotonya juga akan tertutupi
dengan satu benda, dapat berbentuk kartu atau semacamnya.
Pelanggan bebas pilih terapis pijat. Resepsionis cuma juga
akan mengarahkan mana saja terapis yang pijatannya enak.
Untuk satu jamnya, pelanggan juga akan dikenai cost Rp 60
ribu. Ada satu papan memiliki ukuran 30 cm yang terpajang pada dinding diisi
ketentuan pijat. Point tentang larangan melakukan perbuatan asusila juga
terdaftar di situ.
Ut mengakui datang dari satu desa yang ada di lokasi perbatasan Semarang, Jawa Tengah. Telah tiga th. Ut jadi terapis pijat. Ia mengakui di ajak yang memiliki panti pijat yang kebetulan keduanya sama orang Jawa Tengah. Diluar itu, dia juga mengakui jadi terapis pijat tidaklah pilihan terakhirnya. Bila ada pekerjaan beda yang tambah baik, dia juga akan berhenti kerja.
Didalam bilik, pelanggan juga akan dipijat oleh si terapis sesuai sama waktu 1 jam. Cuma saja, sekarang ini Ut mesti menafkahi anaknya seseorang diri. Suami Ut menceraikannya 5 th. kemarin.
“Sebenarnya ini untuk anak saya, ” tuturnya menceritakan.
Ditempat ini, rata-rata terapis pijatnya datang dari Pulau Jawa. Semuanya terdengar terang dari logat bahasanya yang kental waktu sama-sama mengobrol dengan sesama terapis pijat.
Ut meneruskan, dalam satu hari dianya bekerja dari jam 10. 00 sampai 21. 00 WIB. Bila full terima pelanggan, dapat sampai 6 orang /hari.
“Di atas jam 9 malam telah tidak ingin sekali lagi. Lelah ingin istirahat, ” paparnya.
Upahnya jadi terapis pijat cuma Rp 12 ribu per pelanggan. Upah itu dibayar per sepuluh hari. Rata-rata Ut /hari cuma melayani pijat sampai 5 pelanggan. Berarti, gajinya dalam satu hari cuma sekitar Rp 60 ribu.
Satu bulan, Ut terima uang sekitaran Rp 1, 8 juta. Angka ini pasti begitu kecil untuk seseorang perantau dari Pulau Jawa.
Oleh sebab tersebut seseorang terapis pijat lalu nekat menyanggupi keinginan pelanggan untuk lakukan perbuatan asusila. Demikian juga Ut. Waktu memijat, terapis pijat tidak tawarkan dengan blak-blakan.
Ia cuma juga akan ajukan pertanyaan “Sering pijat disini, Mas? ”
Tak tahu apa tujuannya sekedar hanya ajukan pertanyaan atau meyakinkan apakah pelanggan sudah mengetahui system pijat disana. Waktu pelanggan ajukan pertanyaan masalah service seksual, baru terapis pijat ini juga akan lakukan tawar-menawar.
Sepanjang waktu pijat satu jam itu belum juga habis, terapis pijat bersedia untuk terima tawaran service seksual. Service seksual ditempat pijat begini umumnya tidaklah sampai pada terkait tubuh. Terkecuali tempat yg tidak sangat mungkin, terapis juga mengakui dilarang oleh yang memiliki panti pijat. Ia cuma ingin melayani (maaf) oral s*eks saja.
“Jika hingga terkait tubuh, ada yang ingin ada yg tidak. Tapi diluar (hotel) tidak disini, ” katanya.
Sekali memberi service oral s*eks, Ut memperoleh imbalan paling sedikit Rp 100 ribu. Serta nyaris semuanya pelanggannya memohon service sesuai sama itu.
“Jika hanya pijat paling diberi panduan Rp 20 ribu, ” jelas Ut.
Dihitung dengan service s**s, baru rata-rata Ut memperoleh uang sampai Rp 600 ribu /hari. Dengan hal tersebut, pendapatan Ut dalam sebulan dari service s*eks menjangkau Rp 18 juta. Ini pasti besaran yang berulang-kali lipat apabila dibanding dengan upah yang diterimanya jadi terapis pijat (Rp 1, 8 juta).
Didalam bilik, pelanggan juga akan dipijat oleh si terapis sesuai sama waktu 1 jam. Cuma saja, sekarang ini Ut mesti menafkahi anaknya seseorang diri. Suami Ut menceraikannya 5 th. kemarin.
“Sebenarnya ini untuk anak saya, ” tuturnya menceritakan.
Ditempat ini, rata-rata terapis pijatnya datang dari Pulau Jawa. Semuanya terdengar terang dari logat bahasanya yang kental waktu sama-sama mengobrol dengan sesama terapis pijat.
Ut meneruskan, dalam satu hari dianya bekerja dari jam 10. 00 sampai 21. 00 WIB. Bila full terima pelanggan, dapat sampai 6 orang /hari.
“Di atas jam 9 malam telah tidak ingin sekali lagi. Lelah ingin istirahat, ” paparnya.
Upahnya jadi terapis pijat cuma Rp 12 ribu per pelanggan. Upah itu dibayar per sepuluh hari. Rata-rata Ut /hari cuma melayani pijat sampai 5 pelanggan. Berarti, gajinya dalam satu hari cuma sekitar Rp 60 ribu.
Satu bulan, Ut terima uang sekitaran Rp 1, 8 juta. Angka ini pasti begitu kecil untuk seseorang perantau dari Pulau Jawa.
Oleh sebab tersebut seseorang terapis pijat lalu nekat menyanggupi keinginan pelanggan untuk lakukan perbuatan asusila. Demikian juga Ut. Waktu memijat, terapis pijat tidak tawarkan dengan blak-blakan.
Ia cuma juga akan ajukan pertanyaan “Sering pijat disini, Mas? ”
Tak tahu apa tujuannya sekedar hanya ajukan pertanyaan atau meyakinkan apakah pelanggan sudah mengetahui system pijat disana. Waktu pelanggan ajukan pertanyaan masalah service seksual, baru terapis pijat ini juga akan lakukan tawar-menawar.
Sepanjang waktu pijat satu jam itu belum juga habis, terapis pijat bersedia untuk terima tawaran service seksual. Service seksual ditempat pijat begini umumnya tidaklah sampai pada terkait tubuh. Terkecuali tempat yg tidak sangat mungkin, terapis juga mengakui dilarang oleh yang memiliki panti pijat. Ia cuma ingin melayani (maaf) oral s*eks saja.
“Jika hingga terkait tubuh, ada yang ingin ada yg tidak. Tapi diluar (hotel) tidak disini, ” katanya.
Sekali memberi service oral s*eks, Ut memperoleh imbalan paling sedikit Rp 100 ribu. Serta nyaris semuanya pelanggannya memohon service sesuai sama itu.
“Jika hanya pijat paling diberi panduan Rp 20 ribu, ” jelas Ut.
Dihitung dengan service s**s, baru rata-rata Ut memperoleh uang sampai Rp 600 ribu /hari. Dengan hal tersebut, pendapatan Ut dalam sebulan dari service s*eks menjangkau Rp 18 juta. Ini pasti besaran yang berulang-kali lipat apabila dibanding dengan upah yang diterimanya jadi terapis pijat (Rp 1, 8 juta).
No comments:
Post a Comment